Prakiraan Cuaca Sederhana? : Mudah dan Banyak Manfaatnya
Tahukah anda? Pada Juli 2016 sempat heboh dan ramai dibincangkan masyarakat mengenai seorang petani bernama Ahmad Sopian yang menggunakan alat sederhana untuk melakukan prakiraan cuaca sendiri. Lantas, apa motif petani tersebut membuat alat sederhana untuk melakukan prediksi cuaca? Apakah prakiraan cuaca memiliki pengaruh yang besar untuk petani ataupun hidup kita sehari-hari? Mari kita bahas satu persatu.
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, kita harus
lebih mengetahui mengenai apa itu prakiraan cuaca. Dilansir dari KBBI,
prakiraan cuaca merupakan prakiraan keadaan cuaca yang mungkin terjadi di suatu
daerah. Hal ini ditujukan agar seseorang mengetahui kemungkinan cuaca yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Jika bingung, saya akan coba memberikan
contoh. Misalnya, saat anda ingin keluar dari rumah selama
beberapa saat, anda melihat langit yang mendung . mungkin anda akan berpikir
bahwa anda harus mengangkat jemuran anda dan membawa payung agar anda tidak
terkena hujan saat dalam perjalanan nanti. Dengan memikirkan bahwa adanya
kemungkinan hujan akan turun saat anda keluar rumah, hal itu sudah disebut
sebagai prakiraan cuaca.
Dengan contoh diatas, tanpa kita sadari prakiraan
cuaca menjadi hal yang sudah melekat di kehidupan kita
masing-masing. Tidak hanya sekedar berfungsi untuk mengangkat
jemuran dan menyediakan payung sebelum datangnya hujan, prakiraan cuaca sendiri
memiliki fungsinya tersendiri baik di bidang pertanian, perikanan,
pelayaran, penerbangan dan sektor-sektor lainnya. Sama halnya dengan Pak Ahmad
Sopian, prakiraan cuaca penting baginya untuk kebutuhannya yaitu proses menanam
tembakau agar tidak terjadi gagal panen.
Prakiraan
cuaca membutuhkan sebuah ilmu yang dinamakan meteorologi. Prakiraan
cuaca diberikan oleh Instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) yang menggunakan alat-alat meteorologi dan perhitungan-perhitungan yang
mumpuni agar prakiraan cuaca yang dihasilkan memiliki nilai yang akurat serta
informasi prakiraan cuaca tersebut dapat diakses secara daring. Namun, apa
jadinya jika orang-orang yang ada di tempat terpencil yang tidak memiliki akses
internet dapat mengetahui hal tersebut?
Agar
orang-orang yang tidak memiliki akses internet mengetahui informasi prakiraan
cuaca, kita dapat mengajarkan mereka mengenai prediksi cuaca sederhana. Yang
pertama dengan melihat kondisi langit. Jika langit cerah dan tidak berawan ada
kemungkinan kecil hujan akan turun pada hari itu. Namun, apabila
terjadi hal sebaliknya, besar kemungkinan akan terjadi hujan. Yang kedua, dapat
menggunakan cara bapak Ahmad Sopian yaitu dengan menggunakan
wadah yang diletakkan disekitar ladang pertanian, lalu membawa penggaris untuk
mengukur air yang tergenang di wadah dan mencatat di buku tulis hasil
pengukuran sederhana yang nantinya dapat membantu dalam hal melakukan prakiraan
cuaca.
Dengan
metode diatas, kita dapat melakukan prakiraan cuaca secara sederhana. Hal ini
dapat kita ajarkan sebagai bahan praktikum maupun dapat disosialisasikan kepada
masyarakat luas yang belum memiliki akses internet dengan lancar. Namun, perlu
digarisbawahi bahwa hasil prakiraan dengan menggunakan alat-alat sederhana
memiliki tingkat keakuratan yang tidak terlalu baik sehingga ada kemungkinan
hasil prakiraan cuaca tidak sesuai dengan ekspetasi.
Bagaimana,
cara diatas termasuk mudah dan sederhana bukan untuk membuat prakiraan cuaca
secara sederhana? Tidak hanya untuk diri sendiri namun juga dapat berguna bagi
orang lain. Selamat mencoba dan semoga artikel ini membantu kita semua.
Daftar Pustaka :
Nugraha, I.
(2016). Hadapi Perubahan Iklim, Petani Lombok Prediksi Cuaca dengan
Ukur Curah Hujan.https://www.mongabay.co.id/2016/07/23/hadapi-perubahan-iklim-petani-lombok-prediksi-cuaca-dengan-ukur-curah-hujan/
Comments
Post a Comment